top of page
  • Writer's pictureTelkom Design

Prototyping pada UI Design


Proses dalam menyampaikan ide ke sebuah produk adalah proses yang tidak akan terbayang, jika penyampaian nya hanya secara lisan. Maka dari itu kenapa prototyping sangatlah penting untuk menggambarkan sebuah ide, menerima feedback, dan melakukan iterasi terhadap ide yang sudah tidak valid.


Kebanyakan dari kita punya referensi “berfikir” yang berbeda beda, dan itu pasti. Bagaimana cari memberikan referensi dalam cara berfikir yang sama hanyalah dengan memberikan “contoh” agar pemahaman dapat sama-sama didapatkan.


Prototyping tidak menjadi acuan fungsi sistem secara penuh, hanya sebagai alat bantu menvisualkan pengalaman produk. Seperti yang dikatan desainer google Dainel Burka :


“Prototyping harus Goldilocks Quality. Jika prototype terlalu memiliki kualitas rendah, orang tidak akan percaya kalo ini adalah suatu produk nyata. Tapi jika terlalu rumit juga kita akan butuh banyak waktu berhari-hari untuk membuatnya, dan bisa jadi tidak akan selesai-selesai”.


Jadi pas ditengah-tengah aja, asalkan kelihatan real dan dapat di operasikan, sudah sangat cukup.


Banyak sekali aplikasi untuk prototyping, ada pada aplikasi design langsung seperti figma, invision, adobe xd, sketch. Ada juga aplikasi khusus untuk prototyping seperti proto.io, framer, protopie, marvel, dan masih banyak lagi.


(untuk menghasilkan interaksi, pilih objeck yang akan bergerak, pilih dengan sentuhan/trigger apa untuk merubah object, pilih respone apa yang akan terjadi)


Sesimpel itu, dan masing-masing tools prototyping pasti akan memiliki format tersebut untuk pengeditan.


Ok. sekian dulu tentang prototyping nya, berikut tambahan apa yang ga boleh dan apa yang wajib dalam membuat prototyping :


Dont

  • Jangan dibuat terlalu perfeksionis, cukup dengan menjawab maksud dari desain. Tujuan dari prototyping adalah untuk memberikan landasan bersama bagi semua orang yang akan mencoba.

  • Jangan membuat prototyping semuanya, cukup yang diperlukan.

  • Jangan prototyping fitur yang tidak akan ada dalam produk akhir.

Do :

  • Berkolaborasi dengan user & stakeholders untuk mendapatkan feedback yang banyak dan melibatkan mereka dalam membuat ide dan perancangan produk sampai tahap akhir.

  • Tetapkan ekspetasi awal dengan memastikan user & stakeholders tahu bahwa prototyping adalah cara untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan tertentu, dan tidak mewakili produk akhir/produk real.

  • Buatlah seacara real high-fidelity mocakup nya, termasuk juga interaksi pada prototyping, sehingga user & stakeholders tidak kecewa ketika mereka membandingkannya dengan produk akhir.

  • Simpan dokumentasi dan iterasi prototyping dalam beberapa versi, sehingga kita dapat gunakan sewaktu-waktu.

1,426 views

Recent Posts

See All
bottom of page